Sabtu, 14 Desember 2019

Awal dari perang dingin

Selamat malam manteman, entah apa yang merasuki gue karena tiba-tiba aja gue jadi ketagihan buat nulis lagi di sini. Mungkin karena nulis di sini membuat perasaan gue jadi lebih adem sari, eh? Moon maap, gue sama sekali tidak bermaksud buat promosi minuman penyengar, tapi seandainya ada orang bagian iklan yang ingin mengontrak jasa gue, tentu saja boleh banget wkwkw 😂😂 #candayee.

Kalo kalian baca judulnya tentu kalian bisa menduga garis besar kisah yang bakal gue uraikan ini, masih kelanjutan cerita di blog gue kemaren dan tokoh yang di bahas juga masih manusia bumi (nama samaran). Kali ini gue mulai saat kami baru-baru resmi selesai dari kegiatan MOS. Gedung kelas gue berada di paling belakang area sekolah, masih gedung baru pas banget sama kami yang emang anak baru juga. Setelah kami tahu di mana letak kelas dan siapa wali kelas, tentu saja hal selanjutnya yang bakal di susun adalah bagian perangkat kelas. Beberapa orang begitu antusias mengajukan dirinya sebagai ketua kelas, sekertaris, bendahara dan lainnya. Sementara gue, hanya duduk diam memperhatikan kehebohan mereka dengan pikiran bingung. Saat itu gue berpikir, nih teman-teman gue kenapa sih? Heboh amat, kayak emak-emak liat diskonan. Ternyata setelah gue telaah, kehebohan itu berasal dari salah satu teman gue yang ogah di pilih jadi ketua kelas, tapi justru diusung sama yang lain dengan semangat 45.

Akhirnya setelah wali kelas gue mengambil alih kehebohan tersebut, hasil akhirpun ditentukan dari hasil voting. Yang menurut gue buang-buang waktu, karena ujung-ujungnya tetep aja dia yang terpilih. Terus di lanjut dengan dipilihnya seksi keagamaan, yang salah satunya ditempati oleh manusia bumi. Gue pikir, setelah semua perangkat kelas disusun maka selesailah kehebohan ini, tapi...kejadian tidak terduga membuat gue yang awalnya pendiam kayak spongebob, kalem layaknya Fitri Tropica dan tenang-tenang saja seperti ombak ini dilanda emosi yang memuncak di hari berikutnya.

Di sekolah gue, setiap pagi pasti selalu memulai hari dengan kegiatan tadarusan bersama di kelas masing-masing dan untuk yang beragama lain biasanya di kumpulkan untuk mendapatkan kagiatan agama di aula. Saat itu, gue dan teman sebangku gue lagi pms jadi gak ikutan ngaji. Gue akui ini tindakan yang salah, karena bukannya duduk diam mendengarkan yang lain mengaji, gue justru asik ngerumpi sama teman sebangku. Yah, namanya juga ngerumpi pasti tanpa di sadari suara gue lama-kelamaan jadi makin besar sangking semangatnya. Hal itu membuat manusia bumi yang selaku seksi keagamaan jadi menegur, huft...gue bisa memaklumi teguran itu seandainya saja manusia bumi gak ngegas pas bicara. Bukannya minta maaf, gue justru tersulut emosi dan mengatakan bahwa kami berdua sedang pms makanya jadi ngerumpi. Manusia bumi makin ngegas kayak lagi balapan motor, dia bilang; kalo emang lg gak ngaji gak usah ngerumpi!
Jelas saja gue terdiam, meski nyelekit apa yang dia katakan sangat benar. Waktu itu gue sedikit merasa malu, tapi yah namanya gengsi gede gue langsung melengos aja.
Gak lama setelah teguran itu, gue justru mendengar suara obrolan dari belakang yang kalian mau tau asalnya dari mana? DARI BANGKU MANUSIA BUMI, gue capslok biar kalian ikut ngerasain kekesalannya. Jelas aja gue gantian cibir kelakuannya itu dengan semangat.

Setelah kejadian itu, gue kesel banget sama manusia bumi dan kadang dia jadi bahan kesinisan gue sama teman sebangku gue. Awal mula perang dingin itu, bukan dari kejadian barusan, tapi puncaknya...pas kegiatan pembelajaran. Yah, kalian taulah gimana sistem pembelajaran guru-guru yang selalu ngasih materi habis itu langsung di beri pertanyaan. Nah, pas guru gue mulai nyuruh tutup buku dan lihat absensi. Semua jantung kami mendadak bekerja lebih cepat, deg-degan kayak mau ketemu doi. Belum lagi, kami kompak pada nundukin kepala sambil mulut komat-kamit berdoa biar bukan nama kita yang di sebut.

Mungkin hari itu gue kena kutuk ibu ikan yang kebetulan anaknya gue makan sebagai lauk sarapan, nama gue disebut dengan lantang dari mulut si Ibu. Gue yang di landa gugup hanya bisa meremas jari dan sesekali memelintir bagian dalam buku, ketika pertanyaan mulai diajukan. Terimakasih Tuhan, gue beruntung sekali karena setelah mendengar pertanyaannya gue merasa bisa menjawab dengan baik, seharusnya begitu sebelum di tengah gue menguraikan jawaban, manusia bumi menujuk diri gue dan berbicara dengan si Ibu kalo gue MENCOTEK..sekali lagi gue ulang MENCONTEK!!!

Apa dosa gueee??? Karena si Ibu langsung menerima aduan itu dan lantas ceramahi gue dengan kalimat mutiaranya. Meskipun gue sudah menjelaskan bahwa aduan itu salah, mengingat gue sama sekali tidak mencotek. Gerakkan tangan gue yang memelintir buku sama sekali tidak di maksudkan untuk membuka sedikit buku agar gue bisa mengetahui jawaban dari sana, tapi tetap saja bagi si Ibu guelah yang salah dan kalian harus tahu. Sejak kejadian itu, nama gue selalu di sebut pertama kali tiap kali si Ibu mulai ngasih pertanyaan dan semua berlangsung selama dua tahun..DUA TAHUN GENGSSS..DUA TAHUN!!! karena si Ibu mengajar lagi ketika gue naik ke kelas dua. Ingin gue berteriak, melambaikan tangan ke kamera tersembunyi sebagai tanda menyerah.

Gue benar-benar marah dengan manusia bumi, sangat..sangat marah hingga cukup lama gue mendiamkan dirinya meskipun gue rasa saat itu gue emang gak pernah ngobrol sama da wkwkwk 😆😆. Intinya dari sanalah awal perang dingin antara gue dan manusia bumi dimulai, karena setiap kali berpapasan gue akan memasang wajah sinis tingkat squidward , saat manusia bumi mulai sok ngatur, gue akan mulai mencibirnya seperti Mail ke Mei-Mei. Dan apapun gue lakukan untuk membuatnya merasakan kesal yang setara guna membalaskan rasa kekeselan yang gue terima.

Hmmm...gue rasa ada baiknya gue mengakhiri cerita ini sekarang sebelum kalian pada modar karena kelamaan baca cerita gak penting ini. Akhir kata dari gue, mari kita makan kuaci..*bubayyy*

Kamis, 12 Desember 2019

Perkenalan pertama dengan "manusia bumi"

Okey hai, gimana kabar kalian? Ini pertama kalinya gue mulai berbagi cerita di blog. Jujur gue sedikit gugup mengetik ini sekarang wkwkw. Ini emang bakalan lebay banget pas kalian baca, karena gue sendiri merasa seperti itu. Tapi ya udah lah yee, setiap manusia pasti pernah mengalami fase-fase alaynya sendiri, apalagi saat dia jatuh cinta.

Gue bakalan mulai cerita gimana dulu gue bertemu dengan dia, tapi sebelum nih cerita makin panjang kita sepakat aja yee buat sebut dia dengan nama "manusia bumi" di sepanjang cerita. Jadi gini, kita balik ke tahun 2013 di mana gue baru aja menjadi  siswi di salah satu sekolah kejuruan yang ada di kota gue. Nah di sekolah inilah pertama kali gue ketemu manusia bumi, seperti biasanya kalo kita baru resmi sebagai murid baru di sekolah pasti bakalan ada yang namanya MOS atau apalah yang intinya kegiatannya itu memberi wawasan kalo senior selalu benar. Prettt.
Seperti rencana Tuhan, gue dan manusia bumi di tempatkan dalam kelas yang sama, dulu saat MOS setiap kelas di sebut sebagai 'gugus' dan kami berada di salah satu gugus yang tidak bisa gue sebutkan. Kenapa? Alasannya sederhana, gue takut seumpama nih blog gue secara tidak sengaja dibaca manusia bumi setidaknya manusia bumi tidak sadar jika dirinya yang sedang kita bahas. Muhehe. Walaupun gue cukup sadar diri, jika kemungkinan tersebut sangat kecil.

Singkat cerita gue dan murid-murid lain menjalani serangkaian kegiatan yang udah disusun sama pihak OSIS. Mulai dari menulis berbagai lagu yang udah di modif dan menghapalkannya, membuat atribut aneh yang kemudian di pakai di hari selanjutnya dan lainnya. Jujur saat kegiatan itu, gue sangat menikmatinya karena seru aja gitu meski kadang sebel juga sama beberapa senior yang berwajah songong. Sampai kemudian, ada salah satu senior dari gugus lain datang dan menanyakan apa anggota gugus kami sudah saling mengenal satu sama lain. Yang gue sangat yakini, diantara kalian pasti tahu jawaban kami yaitu tentu saja tidak saling mengenal. Ya iyalah kami pastinya belum saling kenal secara murid baru, kecuali diantara kami ada yang dulunya berada di satu sekolah menengah pertama yang sama. Alhasil, kami semua langsung di suruh untuk saling berkenalan dengan teman terdekat, seperti teman yang berada di bangku belakang dan depan kami.

Lagi-lagi rencana Tuhan (gue gak mengenal yang namanya kebetulan karena gue yakin segala sesuatu sudah di rencanakan Tuhan) membuat gue berada di tahap yang tidak terduga, di mana manusia bumi berada di bangku depan gue. Saat itu, kami tidak saling mengenal dan gue belum ada perasaan apapun terhadapnya. Seperti kebanyakan orang normal lainnya berkenalan, gue hanya menanyakan nama dan beberapa info tambahan tentang dirinya yang gue catat di buku walau sebenarnya gue punya pertanyaan lainnya mengenai kenapa awan di langit dan alasan ikan bernafas di air yang kemudian gue urungkan mengingat tak ingin pikiran abnormal ini diketahui secepat itu oleh orang baru. Fyi, buku itu sangat bersejarah bagi gue sebenarnya, tapi sungguh di sayangkan bukunya udah ngilang entah kemana, dan gue amat sangat menyesalinya sekarang.

Kesan pertama yang gak pernah gue lupain ketika kenal dengan manusia bumi tentunya, dia orang yang songong pake BANGET, sengaja capslok biar kalian paham gimana gregetnya gue pada saat itu. Mau nanya nama aja, manusia bumi cuma jawab; lo liat aja di name tag.
PARAH BANGET!! Gue dengan kecantikan paripurna ini tentu saja di buat melongo dan tak berdaya saat manusia bumi mengeluarkan kalimat yang sumpah demi uang-uangnya tuan krab, gue benci PARAH. Mulutnya susah banget buat sebut namanya sendiri, gimana mau sebut nama gue pas akad ntar wkwkw 😆. Dan satu lagi sangking keselnya, gue nulis nama dia sampe salah-salah cuma bener bagian belakangnya aja 😂😂

Setelah kami saling berkenalan, kalo kalian berpikir kami jadi akrab seperti spongebob dan patrick atau selayaknya hubungan amplop dan perangko yang tidak bisa dipisahkan berarti selamat, kalian salah besar. Kami bahkan tidak terlihat sering ngobrol bersama, justru kami jadi orang yang gak saling kenal terlebih kalo inget kesan pertama kenalan dengannya, duh gue ogah banget mau ngobrol-ngobrol. Apalagi gue lebih asik bergerombol sama rombongan cewek, otomatis gue benar-benar gak bersinggungan sama sekali dengan manusia bumi bahkan sampai kegiatan MOS selesai. Walaupun setelah gue pikirkan sekarang, kenapa gue bisa ogah banget bersinggungan sama dia selain karena sikap ngeselinnya, songongnya, sok taunya, tukang ngaturnya dan kenapa juga gue jadi bahas beginian wkwk..intinya mungkin karena gue dulu belum mengenal bagaimana menyenangkannya bumi saat bersama dengan dia #asekk.

Sooo, begitulah  perkenalan pertama gue dengan manusia bumi. Perkenalan yang sangat jauh dari kata romantis tapi justru sangat berkesan dan gak akan bisa gue lupain sepanjang masih hidup di bumi. Cukup sampe di sini dulu aja deh, ntar gue lanjutin lagi. Takut kepanjangan dan buat kalian yang baca jadi bosen.

Akhir kata dari gue, jangan lupa makan bakso sama es doger biar bahagiaaaa..bubayyy *lambaitangankayakmissindonesia*