Senin, 06 Januari 2020

Apa itu cinta?

Jadi gimana hari kalian? Gue tau ini kalimat super basi sekali, bahkan pertanyaan ini sering kali dianggap remeh sebagian orang. Padahal buat gue atau seorang yang sepemikiran sama, ini sebuah pertanyaan yang berarti dan selalu dinantikan. Gue akan menjawab dengan antusias setiap ada yang bertanya hal itu, karena gue merasa seperti diperhatikan dan begitu spesial sampai-sampai orang itu ingin tahu bagaimana gue menjalani seluruh rutinitas. Kalian tahu kan, hidup panggung sandiwara? Semua orang mengenakan topengnya masing-masing, termasuk gue sendiri. Untuk itu gue butuh seseorang yang bersedia medengarkan seluruh cerita jujur gue, kemuakan gue tentang segala sesuatu di luar sana dan mengusir kesepian yang sebenarnya selalu diam-diam menyelimuti. Okey, ini terdengar berlebihan. Tapi, ini bentuk suatu kejujuran sama diri sendiri. Gue mungkin akan membahas hal ini nanti, di blog selanjutnya supaya bisa lebih banyak  lagi yang bisa gue uraikan.

Jadi buat sekarang biarkan gue melanjutkan tulisan kemaren, ceritanya masih seputar tentang tokoh manusia bumi (nama samaran). Entah kenapa, setiap kali membahas dia gue seperti tidak pernah kehabisan bahan cerita. Semua tentangnya menarik untuk di bahas, dan kalo kalian tanya kenapa sih gue harus ceritain nih orang? Jawabannya sederhana banget, karena gue menulis untuk diri gue sendiri jadi gue menuliskan tentangnya aja supaya jika suatu saat gue udah tua dan tidak bisa mengingat semua hal dengan baik. Gue tinggal buka blog ini dan membacanya lagi, sesederhana itu aja; gue cuma gak pengen ngelupain manusia bumi, udah gitu doang.

Bumi berputar, waktu terus berjalan dan perasaan siapa yang tahu. Saat ini mungkin gue sangat mencintai manusia bumi dengan sepenuh hati, tapi besok, gue gak pernah tahu. Gue gak akan bisa menjanjikan perasaan selalu untuk dia, tapi gue bisa janjikan semua hal tentang dia gak bakalan pernah gue lupain sepanjang hidup, karena itu gue memutuskan untuk menuliskan perasaan gue ke dia di blog ini agar gue gak lupa kalo gue pernah sebegitu mencintai manusia bumi dan sekaligus sebagai bentuk terimakasih juga ke manusia bumi karena sudah membuat gue selalu bahagia dan mempunyai motivasi buat melalukan hal baru.

Bagi gue, manusia bumi termasuk orang terpenting di hidup gue. Ada banyak hal yang sudah gue rasakan untuk dia baik saat dulu masih dalam lingkup yang sama maupun seperti sekarang yang udah berada di lingkup berbeda. Mengingat dirinya saja, mampu membuat gue tersenyum sendiri kayak orang gila. Layaknya orang yang di landa jatuh cinta. Menggelikan sekali, bukan? Bicara tentang jatuh cinta, jadi kapan sih tepatnya gue mulai sadar gue jatuh cinta sama manusia bumi? Jujur, gue gak tau tepatnya itu pada waktu apa. Rasanya kayak mengalir aja, tapi bukan berarti semuanya juga mudah kayak air mengalir lho.

Mengenang masa lalu, agaknya membuat gue ingat kapan pertama kali gue memikirkan tentang manusia bumi. Ini waktunya terlalu loncat dengan kejadian sebelumnya yang seperti gue ceritakan di blog kemaren, tapi masih kejadian ketika kami masih berada di kelas 10. Saat itu, pelajaran olahraga kami semua tidak ada yang pergi ke lapangan karena intruksi dari si Ibu untuk tetap di kelas saja karena si Ibu pengen kenal dengan kami lebih dekat. Kami di suruh untuk memperkenalkan diri lagi, termasuk tentang ekskul yang kami ambil. Satu persatu mulai berbicara, sampai kemudian giliran gue. Semua informasi mengenai diri, gue jelaskan secara lengkap dan tak lupa pilihan ekskul yang gue ambil yaitu teather. Rencana Tuhan mulai bekerja untuk gue, karena tiba-tiba saja si Ibu menyuruh gue untuk maju dan menunjukkan sedikit kebolehan akting. Gue jelas menolak, soalnya teman-teman gue yang lain gak ada yang di suruh untuk menujukkan kebolehannya di ekskul. Si Ibu masih berusaha meyakinkan gue, mau gak mau gue maju ke depan dong karena gak enak juga kalo terua menolak mengingat si Ibu sangat antusias. Begitu di depan, gue bertanya untuk menunjukkan akting seperti apa.

Si Ibu diam sebentar dan kemudian menunjuk manusia bumi untuk menemani gue akting. Kalian tahu kan gimana hubungan gue sama manusia bumi saat itu? Gue memasang wajah datar ketika manusia bumi sudah berada di samping gue. Si Ibu mulai menyuruh gue untuk memulai akting, tanpa perencanaan yang matang gue membuat skenario seolah gue sebagai Ibu yang marah sama anaknya karena main warnet kelamaan. Okey, ini gak elit banget wkwk 😂😂 tapi gue cukup puas karena berhasil menumpahkan segala kekesalan di depan orangnya langsung. Setelah selesai, kami dipersilahkan duduk kembali.

Singkat cerita, gue sedikit lupa ini besoknya apa setelah seminggu kemudian sejak hari itu beberapa temen cewek di kelas gue mulai berbicara soal kejadian itu lagi saat kami sedang di jalan pulang. Mereka mengatakan kalo manusia bumi sepertinya menyukai gue, APA?! Tenang..tenang bukan kalian aja yang kaget, saat itu gue juga sama kagetnya. Bahkan perasaan kaget itu, sampai saat ini masih gue ingat. Mereka mengatkan seperti ini; lo tahu gak sih? Pas lo akting marah-marah waktu itu, manusia bumi merhatiin mata lo dengan pandangan berbeda. Kayaknya manusia bumi suka lo deh.

Gue tertawa, jenis tawa bingung. Sembari menjawab; bahwa itu hal yang gak mungkin, emangnya kalian bisa tahu darimana? Gue seperti tidak percaya, tapi tetap ada bagian diri gue yang merasa penasaran. Sampai-sampai sering bertanya hal yang sama ke mereka, sampai mereka bilang; lo jangan-jangan udah mulai suka ya? Gue menggelengkan kepala dan membantahnya dengan tegas. Mereka tidak bertanya lebih lanjut dan gue sendiri mulai menelan pertanyaan itu ketika gue mulai kepikiran lagi. Diam-diam tanpa gue sadari, kepala ini jadi sering digunakan untuk memikirkannya. Hal yang sering gue tanyakan ke pikiran itu adalah apa iya manusia bumi suka gue? Ah, masa sih? Berulang-ulang gue memikirkan hal yang sama, dan terkadang sering juga memperhatikan manusia bumi secara diam-diam, sampai gue tidak sadar jika sudah mulai melupakan seseorang yang gue cintai waktu sekolah menengah pertama dulu dan jadi berharap mungkin hubungan gue sama manusia bumi bisa lebih dari sekedar teman sekelas.

Fyi, gue bukan orang yang mudah jatuh cinta. Saat gue mencintai seseorang maka hal itu akan berlangsung cukup lama, meski harus cinta sendiri sekalipun. Gue mungkin dulu terkenal banyak suka sama kakel dan teman seangkatan semasa jaman sekolah menengah kejuruan dulu, tapi hal itu hanya berlangsung sebentar karena cuma sekedar rasa kagum dan terkadang sebagai bentuk kamuflase untuk menutupi perasaan gue yang sebenarnya. Sepanjang gue hidup sampai sekarang, gue hanya pernah mencintai lawan jenis sebanyak dua kali dan itu tentu saja seseorang di masa dulu dan manusia bumi.

Harapan-harapan itu mulai muncul, terlebih entah bagaimana kami akhirnya bisa mulai berinterkasi, tapi yang gue yakini saat itu adalah manusia bumi pribadi yang menyenangkan juga. Hari-hari berganti, gue masih mempunyai pemikiran yang sama tapi gue gak pernah bilang apapun ke temen-temen gue. Perasaan itu gue sembunyikan dari orang-orang karena gue sendiri masih bingung sama perasaan baru ini.

Sampai kemudian gue mendapatkan kabar kalo manusia bumi baru jadian sama anak kelas lain. Waktu itu gue bingung harus bereaksi apa, rasanya gue kayak orang linglung. Perasaan gue kacau, bahkan gue merutuki kebodohan diri yang sudah berharap kelewat jauh, gue menyalahkan diri karena sudah percaya dengan semua ucapan temen-temen gue. Harusnya gue sadar diri, gue gak se-wow itu untuk di sukai apalagi pas gue tahu pacar manusia bumi ternyata adalah mantan pacar seseorang yang gue cintai semasa sekolah menengah pertama dulu. Dunia gue berasa diam di tempat, rasanya cewek itu terlalu hebat buat tandingi mengingat dia selalu mampu membuat orang yang gue cintai jadi mencintai dirinya balik.

Kalian tahu hal apa paling sulit dan harus gue hadapi saat itu adalah pura-pura bahagia, setiap kali ada yang meledeki hubungan manusia bumi dan sang pacar, gue akan ikut-ikutan juga sembari tertawa. Itu sulit gue lakuin, tapi gue jadi mulai terbiasa untuk berbohong dan kemudian jadi sering menyangkal perasaan gue ke manusia bumi. Gue selalu meyakinkan diri, kalo gue gak suka sama manusia bumi, gue ingetin diri gue kalo gue gak boleh percaya apapun lagi kalo ada seorang teman bilang ada  yang menyukai gue. Semuanya gue lakukan untuk menjaga hati gue dari rasa kecewa, sedih dan rendah diri. Semua itu berlangsung cukup lama,hingga cukup bagi gue mengetahui bagaimana manusia bumi begitu mencintai pacarnya.

Sampai kemudian gue mendapat berita jika keduanya sudah putus, gue merasa biasa saja saat mendengar kabarnya karena saat berita itu jadi topik hangat di kelas, berita putusnya di barengi dengan fakta jika manusia bumi masih mencintai mantannya.

Huft...mengulang memori ini membuat gue kembali merasakan sakitnya. Lucu sekali memang, saat mendapati diri gue merasa terluka saat sebenernya gue tidak berhak merasakan hal itu. Dari kejadian di masa lalu gue banyak berpikir dan mendapati sebuah jawaban, jika hari-hari kemarin ketika manusia bumi masih bersama mantannya itu adalah hari-hari yang juga membuat gue bahagia. Meskipun bukan gue yang membuat manusia bumi tertawa, walaupun bukan gue yang membuat manusia bumi merasa begitu di cintai tapi melihatnya mendapatkan semua itu membuat gue juga ikut bahagia.

Sederhananya gue juga bahagia saat melihatnya bahagia. Ini emang terdengar omong kosong, tapi begitulah yang gue rasakan. Mungkin gue merasa cemburu, marah dan ingin juga berada di posisi cewek itu tapi apa gunanya kalo semuanya gak buat manusia bumi bahagia. Keberadaan dia, sungguh gue syukuri walau ada kalanya gue merasa iri. Udah lah ini aja dulu kali ya yang bisa gue bagi ke kalian, akhir kata dari gue; ayo lihat bintang...*bubayyy*

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Ayo kita diskusi ^_^