Hai, apa kabar kalian? Sudah lama rasanya gue meninggalkan blog ini. Haha *tertawasumbang*
Banyak hal yang sudah terjadi di kehidupan gue, khususnya untuk apa yang sudah terjadi di tahun kemaren. Sampai kemudian sebuah pikiran baru mengusik ketentraman jiwa..ini mungkin terbaca begitu berlebihan buat kalian. Tapi, buat gue ini sebuah hal serius. Tentang pertanyaan bagaimana diri ini di masa depan terus menerus menghantui gue.
Di susul dengan pertanyaan yang lain di belakangnya adalah apakah gue akan jadi orang sukses atau sebaliknya? Jujur, gue takut buat segala hal yang sudah mampu orang-orang capai, gue takut tertinggal dan kemudian menghabiskan waktu tua dengan menyesali semuanya. Untuk itu, gue kembali berpikir di masa sekarang apa yang bisa gue kerjakan dengan serius, potensi apa yang di miliki oleh diri gue, dst.
Sebuah jawaban yang sederhana akhirnya mampu gue temukan, walau sejujurnya gue membutuhkan banyak waktu buat bisa mempercayai jawaban ini. Gue memang bukan anak yang pintar dalam semua akademik, gue tidak menghasilkan suara merdu tiap kali menyanyi, gue tidak mampu menggambar dengan indah dan tentunya gue tidak tinggi dan cukup cantik untuk menjadi seorang model.
Banyak kekurangan yang gue temukan pada diri ini, tapi, sangat sulit untuk menemukan hal baik yang ada. Mungkin benar apa yang dikatakan mama gue mengenai, kita mampu mencari keburukan hingga akarnya tapi tidak pernah mampu menemukan sebuah kebaikan yang jelas ada di bagian atasnya. Ya se-klise itu emanb pikiran kita, ah atau lebih tepatnya gue.
Gue sangat sadar, menulis adalah hal yang selalu diri ini butuhkan. Karena saat menulis, gue bisa mencurahkan segalanya tanpa harus takut di telanjangi sama pandangan orang-orang. Menulis menjadi terapi buat diri gue, mau nulis asal-asalan, mau nulis puisi ala-ala kek, atau mau nulis keluh kesah random kayak sekarang, intinya menulis mampu membuat gue merasa lebih baik.
Mungkin ini suatu potensi yang selama ini gue tidak akui, kenapa? Karena gue sangat tidak percaya diri. Gue tidak bisa menerima saat orang lain menjelekan sesuatu yang gue tulis, okey, ini emang egois banget dan bener-bener bukan sikap yang bagus buat di contoh. Tapi, gue punya alasannya. Gue takut saat orang lain menganggap rendah tulisan gue, maka gue akan pesimis dan akhirnya tidak kembali percaya diri untuk kembali menulis. Sementara, seperti yang sudah gue jelaskan bahwa menulis adalah terapi buat diri, kalo sebuah hal yang harusnyaa menjadi terapi, tapi, malah berubah menjadi hal yang gue takuti untuk dilakukan, maka semua jadi sia-sia.
Intinya, gue belum siap untuk hal itu, dulu. Sekarang atau lebih tepatnya dua tahun lalu, perlahan gue mulai menulis puisi dan membagikannya di medsos, perlahan gue menuliskan sebuah novel di applikasi menulis online meski gak tamat-tamat 😂, perlahan gue meninggalkan zona nyaman itu. Karena, gue berpikir kapan ketakutan-katakutan ini berakhir kalo gue tidak pernah berani melawannya.
Gue sudah mampu melakukannya, tapi, bukan berarti pertanyaan di awal itu sudah gue temukan jawabannya. Banyak proses yang gue lalui, dan masih banyak lagi kedepannya yang harus gue lakukan agar bisa di titik pencapaian yang diinginkan. Banyak ketakutan yang sudah mampu gue taklukan, dan masih banyak ketakutan lain di belakang ini yang berebut datang. Salah satunya, mengenai pertanyaan di awal tadi. Untuk sekarang, gue ingin bisa lebih produktif lagi, menjadikan pencapaian orang lain sebagai motivasi buat lebih berusaha. Mungkin, pertanyaan di awal belum mampu gue pecahkan seutuhnya. Namun, buat sekarang gue punya jawabannya. Entah, bakalan cocok apa gak di kalian. Terserah, gue juga gak sehebat itu untuk menjawab pertanyaan berat kayak gini. Sooo...
Saat seseorang bertanya bagaimana diri lo di masa depan? Kunci jawaban sederhananya; seberapa keras usaha lo di masa lalu adalah diri lo di masa datang.
Udah sampe sini aja deh, curhat random gue. Akhir kata dari gue, ayo kita stalk ig doiii...wkwkkw *bubayyy*
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Ayo kita diskusi ^_^